Misteri Gunung Lawu
Banyak sekali misteri dan hal-hal mistis seputar gunung lawu. Misalnya hingga sekarang belum ditemukan makam eyang Lawu & Sunan Lawu.
Ada juga yang dikenal dengan pasar setan. Pasar ini tidak terlihat seperti pasar. Hanya susunan batu saja. Namun tempat ini dipercaya sebagai pasarnya setan. Tak jarang ada pendaki yang mendengar “mau beli apa mas?” dalam bahasa Jawa. Namun ketika dilihat tidak ada siapa-siapa.
Hal mistis lainnya adalah Kyai Jalak Lawu. Seperti disebutkan sebelumnya, kyai jalak lawu dipercaya sebagai penjaga lawu. Warnanya pun
bukan hitam, namun gading. Jika kita ke sana dengan maksud baik maka burung ini akan menunjukkan jalan hingga ke puncak.
bukan hitam, namun gading. Jika kita ke sana dengan maksud baik maka burung ini akan menunjukkan jalan hingga ke puncak.
Dikisahkan juga bahwa Raden Brawijaya menghilang di gunung lawu, tepatnya di hargo dalem, salah satu puncak lawu. Makanya banyak sekali penziarah yang datang ke gunung ini, khususnya malam 1 syuro.
Pendakian Gunung Lawu
Untuk kamu yang ingin mendaki gunung lawu, ini adalah beberapa panduan.Secara umum pendakian gunung lawu bisa dimulai dari dua titik, spot atau basecamp. Kedua titik tersebut adalah cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, dan Cemorosewu di Sarangan, Jawa Timur. Kedua titik ini sebenarnya hanya terpisahsekitar 200 m. Tapi tetap aja dari dua provinsi berbeda ya, hehe.
Apa bedanya?
Jika kamu memilih pendakian dari Cemorokandang, kamu akan melewati 5 shelter dengan jalur yang sudah ditata dengan baik. Jalur ini lebih cocok untuk pemula.
Pendakian melalui Cemorosewu juga akan melewati 5 shelter. Cuma Cemorosewu jalurnya agak sedikit sulit (nge-track) dibandingkan Cemorokandang. Namun waktu tempuh hingga ke puncak lebih singkat.
Jika sudah sampai di puncak, belum afdhol rasanya kalau belum ke Hargo Dumilah dan berfoto di tugu Hargo Dumilah, Puncak tertinggi gunung lawu.
Warung Mbok Yem
Bagi kalangan pendaki, Mbok Yem sudah menjadi icon gunung lawu yang sudah melegenda. Mbok Yem adalah seorang penjual makanan di gunung lawu. Para pendaki biasanya menyebut warung Mbok Yem. Letaknya benar-benar di atas gunungnya, makanya banyak yang menyebut warung di atas awan. Di sini kamu bisa makan makanan sederhana seperti nasi mie, mie instant, nasi telorm dan nasi pecel.
Mbok Yem berjualan sepertinya sudah lebih dari 20 tahun. Awalnya Mbok Yem hanya sering mencari akar pohon untuk dibuatkan jamu. Karena sering, tidak jarang para pendaki yang sudah kenal meminta dibuatkan minuman hangat. Sejak itu Mbok Yem berpikir untuk membuka warung saja. Oh iya, Mbok Yem dalam setahun hanya turun 4 kalisaja lho untuk bawain suplai makanan untuk dijual. Tapi kini Kegiatan turun gunung untuk ngambil makanan dilakuin sama anaknya Mbok Yem. 
Puncak Gunung Lawu
Gunung lawu memiliki 3 puncak. Ketiga pucak gunung lawu yaitu puncak hargo dalem, hargo dumiling dan hargo dumilah. Yang tertinggi dari ketiga puncak itu adalah hargo dumilah. Jika kamu ingin mencapai puncak tertinggi lawu, kamu sudah tau kan harus memilih puncak yang mana.
Sejarah Gunung Lawu
Gunung ini juga menyimpan banyak sejarah. Berikut beberapa hal yang boleh jadi bermanfaat untuk kita ketahui seputar Gunung Lawu dan sejarahnya.
Majapahit dan Demak
Majapahit adalah sebuah kerajaan Jawa-Hindu yang paling besar di Pulau Jawa. Namun sebesar apapun kerajaan itu, tetap harus menerima bahwa keruntuhan kerajaan telah di depan mata. Kerajaan Majapahit saat itu dipimpin oleh Prabu Brawijaya.
Kerajaan Majapahit runtuh karena semakin luasnya pengaruh Islam di Pulau Jawa, khususnya melalui Kerajaan Demak. Demak sendiri adalah kerajaan dengan fondasi Islam yang saat itu dipimpin oleh Raden Fatah. Sementara Raden Fatah, anak kandung dari Prabu Brawijaya.
Raden Fatah awalnya tentu mengajak ayahnya masuk Islam dengan cara yang baik. Namun respon sang ayah tidak sesuai yang diharapkan Raden Fatah. Pertempuran antar kerajaan ini pun tidak bisa dihindari. Pertempuran ini akhirnya dimenangkan oleh Kerajaan Demak. Pertempuran ini juga yang dipercaya sebagai salah satu alasan Prabu Brawijaya pada akhirnya pergi dan melarikan diri ke Gunung Lawu.
Sumpah di Puncak Gunung Lawu
Untuk menghindari dari pengejaran, Prabu Brawijaya berlari hingga ke puncak gunung lawu. Karena kekecewaan dan sakit hati yang sudah memuncak, sang prabu kemudian mengucapkan sebuah sumpah yang diingat hingga sekarang. Sumpah itu berisi larangan bagi warga Cepu dan keturunan Adipati Cepu untuk ke puncak Gunung Lawu.
Nama asli gunung Lawu
Taukah kamu nama asli gunung lawu sebenarnya bukanlah lawu, melainkan Wukir Mahendra. Menurut legenda, gunung lawu adalah kerajaan yang dipimpin penghuni khayangan karena terkesima dengan pemandangan di sekitar gunung lawu.
Yang menarik juga adalah gunung lawu teramasuk dalam seven Summits of Java (Tujuh Puncak Pulau Jawa).
Gunung Lawu adalah Gunung Tertua
Menurut cerita, lawu adalah salah satu gunung tertua di Pulau Jawa. Hal ini dituangkan dalam sejarah cerita Babad Lawu dan Banjaran Lawu.
Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya fauna dan flora langka di gunung ini. Kamu akan menemukan cemara gunung, anggrek lawu juga edelweis. Anggrek lawu adalah tanaman yang paling diincar oleh kelektor bunga. Ada juga binatang ganas seperti harimau dan elang Jawa. Di lawu juga banyak terdapat hewan-hewan berukuran besar dantanaman langka lainnya.
Gunung Lawu Angker
Iya, Gunung Lawu dianggap dikenal sebagai gunung yang angker, bahkan sangat angker. Hal ini terjadi karena banyaknya kasus kematian yang dialami para pendaki Gunung Lawu. Selain itu, para pendaki juga kerap kali mengalami pengalaman-pengalaman yang menakutkan dan tidak masuk akal.
Keangkeran gunung ini ditambah lagi dengan dijadikannya gunung ini sebagai tempat kegiatan spiritual tertentu. Misal pada malam 1 Syuro, ada saja orang-orang yang berziarah dan melakukan upacara sesaji.
Ada juga yang menyebutkan bahwa Gunung Lawu adalah pusat kegiatan spiritual di Pulau Jawa dan memiliki hubungan yanng erat dengan tradisi dan budaya keraton Solo juga Yogyakarta. Contohnya misalnya dalam upacara labuhan.
“Penjaga” Gunung Lawu
Konon katanya gunung lawu ini ada dua “penjaga”, Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Konon ceritanya kedua penjaga ini tadinya adalah manusia biasa. Mereka adalah kepala dusun sekitar gunung lawu yang diangkat menjadi penjaga lawu oleh Raden Brawijaya, pemimpin kerajaan majapahit.
Wangsa Menggala sendiri disebut-sebut sebagai burung misterius, Kyai Jalak Lawu.
Tujuan Wisata di Lereng Gunung Lawu
Di sekitar lereng gunung lawu juga terdapat objek wisata yang populer, khususnya di daerah Tawangmangu, Sarangan dan Cemorosewu. Di sekitar lereng sebelah barat kamu akan menemukan dua komplek percandian kerajaan Majapahit yaitu Candi Cetho dan Candri Sukuh. Tidak jauh dari sana jugaterdapat komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran yaitu Astana Mangadeg dan Astana Girilayu. Selain itu, kamu juga bisa mendatangi Astana Giribangun dan mauseloum untuk keluarga mantan presiden Suharto.
Sekian saja pembahasan mengenai gunung lawu.
0 Response to "Sejarah Gunung Lawu"
Post a Comment